Thursday, September 26, 2013

Momentum, take it or LEAVE IT

Pernah denger band yang namanya Boyce Avenue?

Buat teman-teman yang sering mampir ke situs penyedia video terbesar youtube, pastilah cukup familiar dengan nama ini. Mereka-menurut klaim yang entah darimana-adalah channel dengan jumlah kunjungan terbanyak kedua setelah Lady Gaga(mohon diverifikasi :D).

Lalu seberapa familiarkah anda dengan lagu-lagu yang mereka mainkan? Lucunya ketika pertanyaan ini saya kemukakan di depan teman-teman, sebagian besar pastilah menjawab sangat familiar, tetapi dengan banyaknya lagu yang mereka cover(istilah di industri musik untuk memainkan kembali lagu milik orang/ band lain). Dan tahukah anda bahwa sebenarnya Boyce Avenue juga punya album dengan lagu orisinil mereka sendiri?. Kebanyakan orang hanya tahu boyce avenue dari lagu yang mereka cover, ironis.




Suatu waktu pula, saya pernah mencoba tanya ke teman apa dia punya referensi musisi baru buat saya coba cicipi. Dia menyebut satu nama, yang sekarang (tenar?) jadi salah satu anak didik Agnes Monica di reality show di suatu acara. Suaranya enak, jujur. Tipikal suara yang bikin cewek meleleh kayak Vidi Aldiano atau Afgan. Sayangnya, sekali lagi lagu-lagu yang dia nyanyikan adalah cover.

Fenomena cover memang bukanlah sesuatu yang asing, tapi keberadaannya sedikit banyak mengganggu saya. Eits jangan salah sangka, saya juga punya banyak lagu cover dari beberapa artis, bahkan mungkin lebih banyak dari teman-teman pembaca semua. Saya juga tak terlalu muluk-muluk untuk mengharapkan artis cover tersebut mempunyai karya orisinil mereka sendiri. Artis yang mencover lagu-lagu orang lain juga banyak, tapi yang menyanyikannya dengan interpretasi, cara menyanyi dan penjiwaan yang sesuai dengan karakter mereka tidaklah banyak. Saya hanya tak suka kalau diri mereka akhirnya tenggelam menjadi orang lain, padahal potensi mereka sendiri untuk mempunyai hits single(misalnya) akan bisa lebih mendongkrak keeksisan mereka secara musikalitas.

Boyce Avenue memang sudah punya album sendiri, tapi predikat mereka sebagai band cover terlanjur melekat. Sehingga mau tak mau sekarang mereka terus saja bergantung pada lagu yang mereka cover untuk 'menjual' nama mereka. Artis yang lain? Sebut saja misalnya Sam Tsui, artis yang juga tenar meng-cover lagu-lagu terkenal di Youtube. Sudah lama dia punya album, yang sayangnya isinya hanyaah lagu-lagu cover. Walaupun sekali lagi saya tekankan suara mereka-entah itu mas2 Boyce, Sam Tsui dst- enak, jati diri mereka sebagai musisi sedikit banyak tertutupi.

Para artis cover itu sejatinya memiliki satu kesempatan yang orang lain tidak punya, sesuatu yang orang intelek katakan sebagai momentum. Mereka punya momentum dengan banyaknya kunjungan orang untuk mendengarkan lagu yang mereka cover, tapi dalam banyak kasus mereka kehilangan momentum untuk menjadikan diri mereka tak sekedar tenar.

Momentum menjadi penting karena kita tak pernah tahu kapan momentum itu datang, dan apabila terlewat akankah momentum itu datang lagi, kapan dan dimana? Mirip-mirip kayak kasus PDKT yang gagal karena kehilangan momentum, soalnya PDKTnya kelamaan sehingga lebih akrab sebagai sahabat, bukan pencinta, hohoho.

Pada akhirnya, ini hanyalah opini saya sendiri, buat para penggemar lagu cover, mohon maaf, saya tak berupaya untuk menggeneralisir kalau artis2 itu kurang bagus. Saya harap ini menjadi kritik yang membangun buat mereka kalau syukur2 mampir kesini.

Jadi, apa pendapat anda?

No comments:

Post a Comment